Tentang IUD, Keuntungan-kerugiannya!
Seperti halnya alat kontrasepsi yang pernah saya catatkan
sebelumnya, bahwa setiap alat kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangan.
Ini menjadi penting anda ketahui karena sebagai calon akseptor anda berhak memperoleh
informasi yang benar tentang alat kontrasepsi yang akan anda pilih dan anda
gunakan.
Termasuk IUD, sudah pasti alat kontrasepsi ini memiliki
kekurangan dan juga kelebihan.
Apa saja sih kelebihan atau keuntungan dari alat
kontrasepsi dalam rahim ini? berikut ini adalah beberapa point mengenai
keuntungan IUD:
- Efektifitasnya
tinggi. 0,6 – 0,8 kehamilan per 100 perempuan yang menggunakan IUD (1 kegagalan
dalam 125 – 170 kehamilan).
- Akan segera efektif
begitu terpasang di rahim anda
- Anda tidak perlu
mengingat-ngingat ataupun melakukan kunjungan ulang untuk menyuntik tubuh anda
- Tidak mempengaruhi
hubungan seksual dan dapat meningkatkan kenyamanan berhubungan karena
tidak perlu takut hamil
- Tidak ada efek
samping hormonal seperti halnya pada alat kontrasepsi hormonal
- Tidak akan
mempengaruhi kualitas dan volume ASI
- Dapat dipasang
segera setelah melahirkan atau sesudah abortus dengan catatan tidak terjadi
infeksi
- Dapat digunakan
hingga masa menopause (1 tahun atau lebih setelah masa haid terakhir)
- Tidak ada interaksi
dengan obat-obatan
- Dapat dipasang
kapan saja, tidak perlu pada saat masa haid saja asal anda tidak sedang hamil
atau diperkirakan hamil.
Selain keuntungan diatas, anda juga harus memperhatikan
kerugian dan efek samping dari IUD ini, apa saja?
Ada beberapa efek samping dari penggunaan IUD ini,
diantaranya:
- Perubahan siklus
haid pada 3 bulan pertama, dan akan berkurang setelah 3 bulan
- Haid akan lebih lama
dan lebih banyak.
- Kadang-kadang
terjadi pendarahan (spotting) diantara masa menstruasi
Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada saat seorang perempuan memilih untuk ber-KB IUD,
maka akan ada alat kontrasepsi yang merupakan benda asing bagi rahim.
Karena IUD ini berbahan dasar padat, maka pada saat dinding rahim
bersentuhan dengan IUD bisa saja terjadi perlukan. Hal inilah yang dapat
mengakibatkan keluarnya bercak darah (spotting) di antara masa haid. Demikian
pula ketika masa haid, darah yang keluar menjadi lebih banyak karena ketika
haid, terjadi peluruhan dinding rahim. Proses ini menimbulkan perlukaan di
daerah rahim, sehingga apabila IUD mengenai daerah tersebut, maka akan menambah
volume darah yang keluar pada masa haid anda. Darah yang keluar bisa dibedakan,
biasanya jika spotting, yang keluar adalah berwarna merah segar, sedangkan pada
saat haid, darah akan berwarna kecoklatan.
Jika pada saat haid anda mengalami kondisi yang lebih
sakit dari biasanya, itu juga ada kaitannya dengan IUD ini. Biasanya pada saat
masa haid ini rahim akan berkontraksi dan dinding rahim akan sedikit berdenyut
dikarenakan ada benda asing di dalam tubuh anda. Untuk mengatasi hal ini, anda
dapat mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit yang banyak di jual bebas di
apotek atau toko obat.
Nah, selain ketiga efek samping di atas, ada pula
beberapa komplikasi lainnya yang merupakan kekurangan dari IUD ini, yaitu:
- Akan terasa sakit
dan kejang selama 3 hingga 5 hari setelah pemasangan
- Mungkin dapat
menyebabkan anemia jika pendarahan pada saat haid sangat banyak
- Jika pemasangan
tidak benar, bisa saja terjadi perforasi dinding uterus.
- Tidak bisa mencegah
infeksi penyakit menular seksual
- Tidak baik
digunakan pada perempuan yang rentan terkena penyakit menular seksual karena
sering berganti pasangan
- Jika perempuan yang
terkena IMS (infeksi menular seksual) memakai IUD, dikhawatirkan akan memicu
penyakit radang panggul.
Keterbatasan IUD harus pula anda ketahui supaya anda
dapat mempertimbangkan dan meyakinkan pemilihan alat kontrasepsi ini sebagai
pilihan utama anda. Apa saja keterbatasannya? Berikut saya catatkan:
- Memerlukan prosedur
medis, termasuk diantaranya adalah pemeriksaan pelvik sebelum dipasang IUD
- Sedikit nyeri
setelah pemasangan, namun biasanya akan hilang dalam jangka waktu 1-2 hari
- Tidak dapat
dipasang dan dikeluarkan oleh anda sendiri, namun memerlukan bantuan petugas
terlatih. Dalam hal ini adalah bidan atau dokter
- Ada kemungkinan IUD
bisa keluar dengan sendirinya dari rahim. Hal ini biasanya terjadi pada pasien
yang baru saja melahirkan dan segera dilakukan pemasangan IUD. Selain itu,
posisi IUD di dalam rahim juga dapat mempengaruhi apakah IUD dapat terlepas
atau tidak. Namun kejadian ini sangat langka. Cuma hitungan per mil. Artinya
hanya 1 orang yang gagal dari 1000 orang yang dipasangi IUD, serta
- Anda harus
memeriksa posisi benang dari waktu ke waktu. Untuk melakukan pemeriksaan ini,
anda harus memasukkan jari anda ke dalam vagina. Sebagian perempuan tidak mau
melaksanakan ini.
Catatan khusus untuk IUD ini adalah terkadang timbul
keluhan dari pasangan anda ketika melakukan hubungan. Beberapa kasus mencatat
bahwa para suami mengeluh bahwa terdapat gangguan pada saat berhubungan. Ini
dapat dijelaskan bahwa benang IUD itu sebenarnya tidak boleh terlalu panjang
dan keluar dari rahim. Nah, pada kasus keluhan tersebut, benang IUD rupanya
terlalu panjang dan menggantung pada lubang vagina (liang sanggama), akibatnya
benang tersebut akan ‘tersentuh’ oleh suami. Inilah yang menyebabkan gangguan
pada saat anda dan suami sedang melakukan ritual hubungan. Solusinya bagaimana?
Tenang saja, anda tidak perlu panik atau khawatir ketika terjadi kasus seperti
ini. Anda cukup mendatangi bidan atau dokter yang memasangi anda IUD. Ceritakan
keluhan yang suami anda utarakan. Nanti petugas medis akan melipat benangnya ke
dalam rahim anda. Meminjam istilah salah satu trainer di balai latihan dan
pengembangan KB Provinsi Jawa Barat, melipat benang ini diistilahkan dengan
istilah “di blow”, hehehe. Dengan demikian keluhan suami sudah terselesaikan.
Nah, dari beberapa informasi di atas, anda dapat
meyakinkan diri anda bahwa IUD ini merupakan alat kontrasepsi yang tepat bagi
anda karena terlepas dari keterbatasannya, IUD ini memiliki banyak keuntungan.
Komentar
Posting Komentar